Selasa, 27 Desember 2016

tugas Biokimia "Digesti Lipid"

DIGESTI LIPID
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Biokimia
Dosen Pengampu : Zusfahair




Disusun oleh :

Nama   : Mairina Yulistiani
Nim     : I1A015097
Kelas   : A


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016


ABSTRAK
Olahraga atau aktifias fisik yang teratur mempunyai peran dalam mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Senam jantung sehat merupakan salah satu senam aerobik yang mempunyai susunan lengkap, dalam artian format pemanasan,latihan dan pendinginan dalam satu paket. Olahraga yang memberikan hasil terbaik adalah olahraga yang dilakukan paling sedikit 3 kali seminggu.
Kurangnya aktifitas olahraga atau aktifitas fisik dapat menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner dapat disebabkan oleh spasme, emboli atau kelainan bawaan pembuluh utama jantung, penyebab tersering adalah arteroskelorosis pembuluh darah. Faktor-faktor resiko arterosklerosis maupun Penyakit Jantung Koroner antara pria dan wanita sesungguhnya sama, yaitu hipertensi, merokok, diabetes militus, obesitas dan dislipidemia yaitu kelainan profil lipid dengan adanya peningkatan kadar kolesterol total di dalam darah dan penurunan kolesterol baik atau High Density Lipoprotein.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan profil lipid pada latihan fisik terprogram yang dilakukan tiga kali seminggu dan satu kali seminggu pada peserta Klub Jantung Sehat dengan memperhitungkan beberapa faktor kovariat, yaitu jenis kelamin, asupan lemak dan energi, aktifitas fisik lain, BMI, gaya hidup, asupan kalsium, asupan serat, kepatuhan olahraga.
Kadar profil lipid pada kelompok yang melakukan senam jantung sehat 3x seminggu tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat 1x seminggu dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu penyakit yang kaitannya erat dengan aktifitas adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penyakit ini erat kaitannya dengan aterosklerosis karena 99% penyebab utamanya adalah aterosklerosis. Berbagai pengobatan untuk mencegah dan mengatasi PJK, dalam hal ini aterosklerosis telah banyak dikembangkan. Pengobatan itu akan berhasil dengan baik jika diimbangi dengan berolahraga. Olahraga atau aktifitas fisik yang teratur mempunyai peran dalam mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner, salah satunya adalah tingginya kadar kolesterol dan lemak di dalam darah. The European Atherosclerosis Society telah menetapkan bahwa dislipidemia atau hiperlipidemia atau dislipoproteinemia menempati posisi pertama sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kolesterol total (kol-total), kolesterol Low Densisty Lipoprotein (LDL), trigliseride (TG), serta penurunan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Lemak didalam darah terikat pada protein tertentu sehingga bisa beredar dalam aliran darah. Gabungan antara lemak dan protein disebut lipoprotein. Lipoprotein adalah kombinasi molekul lemak dan protein untuk mengangkut lipid plasma yang tidak dapat larut dalam air (Dwi Rosella Komala Sari, 2013). Lipoprotein juga termasuk ke dalam golongan Lipida Majemuk (compound lipid) yang dimana kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol yang mengandung gugus lain, contoh lainnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, dan aminolipida (Aisjah, 1986).
B.     Metode
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Klub Jantung Sehat di Semarang. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah peserta klub jantung sehat Mugas, Paraga Wonodri dan Perumahan Kini Jaya Semarang. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive Sampling.

Subyek penelitian diambil dengan kriteria inklusi yaitu pria/wanita usia diatas 40 tahun dan sudah mengikuti latihan SJS minimal 3 bulan terakhir. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu mengonsumsi obat penurun lemak, sedang dalam pengobatan penyakit jantung, menderita penyakit diabetes melitus, dan hipertensi.

Hasil dari pengambilan sampel tersebut, didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 orang perkelompok. Untuk seleksi populasi, subyek penelitian mengisi lembar kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai dengan kriteria inklusi. Kedua kelompok kemudian diperiksa kesehatannya dan diukur BMI oleh tim dokter dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan responden, kemudian dilakukan pencatatan konsumsi pangan (recall) yang dilakukan menggunakan FFQ (Food Frequency Questioner). Setelah itu, kedua kelompok diminta untuk berpuasa 12 jam untuk kemudian diukur kadar profil lipid darahnya.

Analisi data yang digunakan adalah uji beda t. Untuk mengetahui perbedaan profil lipid pada kedua kelompok dengan memasukkan berbagai variabel kovariat, yaitu BMI, jenis kelamin, aktifitas fisik, asupan lemak dan energi, asupan kalsium dan serat, kebiasaan minum kopi dan merokok digunakan analisis GLM (General Linear Multivariat) dengan program pengolah data.



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Tabel 1. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, kebiasaan minum kopi dan kebiasaan merokok.

Variabel
Frekuensi latihan
ρ
1x seminggu
3x seminggu


n
%
n
%

Jenis kelamin
Laki-laki
27
38
12
21,1
0,038*
wanita
44
62
45
89

Kebiasaan minum kopi
Ya
9
12,7
1
1,8
0,022*
Tidak
62
87,3
56
98,2
Kebiasaan merokok
Ya
2
2,8
2
3,5
0,827*
Tidak
69
97,2
55
96,5

*uji x2 signifikan, ρ <0,05

Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah peserta laki-laki pada kelompok jantung sehat yang melakukan latihan 1x seminggu hanya separuh dari jumlah peserta perempuan, bahkan pada kelompok yang melakukan latihan 3x seminggu, jumlah peserta laki-laki hanya sepertiga dibandingkan dengan peserta perempuan. Selain itu, sebagian besar peserta senam jantung sehat pada kedua kelompok bukan perokok dan bukan peminum kopi.

Tabel 2. Rerata umur dan BMI sampel

Variabel
Frekuensi latihan
Pρ*
1x seminggu
3x seminggu

Rerata
SD
Min
Maks
Rerata
SD
Min
Maks
Umur
54,7
7,41
42
73
57,6
8,6
40
73
0,045*
BMI
25,1
2,86
16,8
32,7
24,3
3,4
16,6
32,7
0,212
*uji beda t, signifikan ρ <0,05
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata umur pada kedua kelompok senam jantung sehat, dimana rerata umur kelompok yang melakukan latihan 3x seminggu lebih tinggi daripada kelompok yang latihan 1x seminggu. Sedangkan rerata BMI pada kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Tabel 3. Rerata asupan Energi, Protein, Lemak, Serat dan Kalsium pada peserta senam jantung sehat

Asupan
Frekuensi latihan
ρ *
Z
Satu kali seminggu (n=71)
Tiga kali semingg (n=57)
Rerata
SD
Rerata
SD
Energi (kkal)
1952
1008,65
1896,7
838,47
0,69
-0,38
Protein (g)
69,4
50,66
85,3
42,39
0,02*
-2,38
Lemak (g)
61,9
59,61
55,1
30,99
0,94
-0,08
Serat (g)
35,2
85,45
17,5
9,38
0,39
-0,85
Kalsium (g)
1101,5
959,85
976,8
608,64
0,95
-0,06
Kolesterol (g)
266,3
352,2
337
314,3
0,05
-1,93
*uji Mann Whitney, signifikan ρ <0,05

Rerata asupan protein pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu lebih rendah dibandingkan dengan rerata asupan protein pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu. Meskipun begitu, rerata asupan kedua kelompok masih lebih besar dibandingkan angka kacukupan protein yang dianjurkan WHO pada tahun 1985 yaitu 0,75 g/kg BB (Almatsier, 2002).

Rerata asupan lemak pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu tidak berbeda dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu. Angka ini masih dibawah angka yang dianjurkan oleh WHO tahun 1985 tentang angka kecukupan lemak, yaitu 30% dari energi total (Almatsier, 2002).

Rerata asupan kalsium pada sampel yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu. Angka ini jauh melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kalsium, yang berkisar antara 500-800 minggu untuk dewasa, namun dianggap masih dalam batas normal, karena jumlah kalsium yang akan memberikan pengaruh negatif adalah jika dikonsumsi melebihi 2500 mg dalam sehari (Almatsier, 2002).

Asupan kolesterol rata-rata pada kelompok yang melakukan senam jantung sehat satu kali seminggu juga tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu. Angka standar deviasi yang sangat tinggi disebabkan karena distribusi asupan kolesterol yang tidak merata pada sampel. Angka ini melebihi angka yang dianjurkan dalam mengkonsumsi kolesterol, yaitu £300 mg/hari (Almatsier, 2002).

Tabel 4. Rerata asupan ikan perminggu pada peserta senam jantung sehat

Asupan ikan perminggu
Frekuensi latihan
Ix seminggu (n=71)
3x seminggu (n=57)
N
%
N
%
Tidak memakan ikan
9
12,7
15
26,3
1x seminggu
25
35,2
21
36,8
2x seminggu
25
35,2
18
31,6
3x seminggu
9
12,7
3
5,3
4x seminggu
2
2,8
0
0
7x seminggu
1
1,4
0
0
Uji Mann Whitney : z = -2,400 dan ρ = 0,016

Tabel 4 menunjukkan bahwa kelompok yang melakukan senam jantung sehat 1x seminggu lebih banyak mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan senam jantung sehat 3x seminggu.

Tabel 5. Rerata denyut nadi setelah latihan pada peserta senam jantung sehat

variabel
Frekuensi latihan
ρ*
Ix/mg
3x/mg
Rerata
SD
Rerata
SD
Nadi optimal
166,7
6,3
154,3
8,9
0,00*
Nadi yang diraih
164,7
12,1
150,9
9,6
0,00*
*uji beda t, signifikan ρ <0,05

Tabel 5 menunjukkan bahwa rerata denyut nadi optimal pada kelompok yang melakukan latihan 1x seminggu lebih tinggi daripada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat 3x seminggu. Begitu juga dengan rerata denyut nadi yang dihitung setelah latihan, ternyata lebih tinggi rerata denyut nadi pada kelompok yang melakukan latihan 1x seminggu daripada kelompok yang melakukan latihan 3x seminggu.

Tabel 6. Rerata kadar total kolesterol, HDL, LDL, Trigkiserida pada peserta senam jantung sehat

Variabel
Frekuensi latihan
t
ρ*
ρ**
1x seminggu (n=71)
3x seminggu (n=57)
Rerata
SD
Rerata
SD
Kolesterol total (mg)
222,9
31,09
231,2
33,91
-1,42
0,16
0,54
HDL (mg)
37,8
7,60
39,6
6,58
-1,42
0,16
0,05
LDL (mg)
155,1
29,21
168,9
34,23
-2,45
0,02*)
0,32
Trigliserida (mg)
65,7
46,64
63,0
35,92
0,79
0,43
0,77
*)          : signifikan, ρ <0,05
ρ*        : hasil uji beda t
ρ**      : setelah dikontrol kovariat ( jenis kelamin, usia, BMI, kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan minum alkohol, aktifitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, dan asupan kalsium).

Tabel 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji beda t, tidak ada perbedaan yang signifikan pada rerata kadar kolesterol total peserta senam jantung sehat yang melakukan latihan teratur 1x seminggu dan 3x seminggu. Selain itu, asupan rata-rata kedua kelompok tersebut melebihi angka yang dianjurkan dalam mengkonsumsi kolesterol, yaitu £200 mg/dl/hari. Begitu juga dengan hasil yang diperoleh pada rerata kadar HDL dan trigliserida. Nilai rerata kedua kelompok tersebut tidak memberikan perbedaan yang signifikan.

Rerata kadar LDL pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang sgnifikan.

Kadar LDL pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat 3x seminggu lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan 1x seminggu. Namun nilai dari kedua kelompok tersebut secara klinis masih diatas angka yang dianjurkan, yaitu >150 mg.
  
B.     Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kadar kolesterol total HDL, LDL dan trigliserida antara peserta senam jantung sehat yang melakukan latihan satu kali perminggu dengan peserta senam jantung sehat tiga kali seminggu. Tidak adanya perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu asupan serat yang tinggi. Hasil asupan serat yang tinggi ditemukan pada peserta senam jantung sehat yang melakukan latihan satu kali perminggu. Tidak adanya perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu karena asupan serat yang tinggi. Hasil asupan serat yang tinggi ditemukan pada peserta senam jantung sehat yang melakukan latihan satu kali seminggu.

Selain itu, sampel yang melakukan senam jantung sehat satu kali perminggu lebih banyak mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan orang yang melakukan senam jantung sehat tiga kali perminggu. Ikan diketahui merupakan sumber kalsium yang tinggi. Faktor yang ikut mempengaruhi hasil penelitian ini adalah faktor intensitas dalam berolahraga. Intensitas peserta dalam berolahraga masih kurang. Intensitas dalam berolahraga pada setiap individu berbeda. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sistem fisiologis seseorang.

Pada penelitian ini, tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok juga disebabkan oleh sama tingginya asupan kolesterol sampel sehari-hari pada kedua kelompok.



BAB III
SIMPULAN

Simpulan
Lipid merupakan unsur makanan yang penting, tidak hanya karena nilai kalorinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien baik secara langsung maupun secara potensial, bila disimpan di dalam jaringan lemak (Mayes, 1983).

Lemak merupakan bahan sekat dalam jaringan subkutan dan sekitar organ-organ tertentu, dan lipid nonpolar bekerja sebagai isolator listrik yang memungkinkan perambatan gelombang depolarisasi sepanjang saraf bermielin. Kadar lemak jaringannsaraf sangat tinggi. Gabungan antara lemak dan protein (lipoprotein) merupakan unsur sel yang penting, terdapat dalam membran sel dan dalam mitokondria di dalam sitoplasma, dan juga berfungsi sebagai alat transport lipid dalam darah (Mayes, 1983).

Pada penelitian ini simpulan yang dapat diperoleh yaitu tidak adanya perbedaan rerata kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu dan tiga kali seminggu setelah memperhitungkan beberapa faktor yang mempengaruhi.



DAFTAR PUSTAKA

 Almatsier S. 2002. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utara : 31-52.

Mayes, Peter A, PhD, DSc, Martin, David W, JE., MD, Rodwell, Victor W, PhD. (1983). BIOKIMIA (Harpes Review of Biochemistry). California. Lange Medical Publication : 213-215.

Girinda,Aisjah. 1986. BIOKIMIA 1 . Jakarta . PT Gramedia : 43-45

Sari, Dwi Rosella Komala. (2013). “Jurnal Kesehatan”. Perbedaan Senam        Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Perbaikan Dislipidemia Pada Wanita Menopause. 6 (2), 187-198.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar