DIGESTI
LIPID
Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Biokimia
Dosen
Pengampu : Zusfahair
Disusun
oleh :
Nama
: Mairina Yulistiani
Nim : I1A015097
Kelas : A
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
ABSTRAK
Olahraga atau aktifias fisik yang
teratur mempunyai peran dalam mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Senam jantung sehat merupakan salah satu senam aerobik yang mempunyai susunan
lengkap, dalam artian format pemanasan,latihan dan pendinginan dalam satu
paket. Olahraga yang memberikan hasil terbaik adalah olahraga yang dilakukan
paling sedikit 3 kali seminggu.
Kurangnya aktifitas olahraga atau
aktifitas fisik dapat menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner dapat
disebabkan oleh spasme, emboli atau kelainan bawaan pembuluh utama jantung,
penyebab tersering adalah arteroskelorosis pembuluh darah. Faktor-faktor resiko
arterosklerosis maupun Penyakit Jantung Koroner antara pria dan wanita
sesungguhnya sama, yaitu hipertensi, merokok, diabetes militus, obesitas dan
dislipidemia yaitu kelainan profil lipid dengan adanya peningkatan kadar
kolesterol total di dalam darah dan penurunan kolesterol baik atau High Density
Lipoprotein.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan profil lipid pada latihan fisik terprogram yang dilakukan
tiga kali seminggu dan satu kali seminggu pada peserta Klub Jantung Sehat
dengan memperhitungkan beberapa faktor kovariat, yaitu jenis kelamin, asupan
lemak dan energi, aktifitas fisik lain, BMI, gaya hidup, asupan kalsium, asupan
serat, kepatuhan olahraga.
Kadar profil lipid pada kelompok yang
melakukan senam jantung sehat 3x seminggu tidak berbeda jika dibandingkan
dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat 1x seminggu dengan
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu penyakit yang kaitannya erat dengan aktifitas adalah Penyakit Jantung
Koroner (PJK). Penyakit ini erat kaitannya dengan aterosklerosis karena 99%
penyebab utamanya adalah aterosklerosis. Berbagai pengobatan untuk mencegah dan
mengatasi PJK, dalam hal ini aterosklerosis telah banyak dikembangkan.
Pengobatan itu akan berhasil dengan baik jika diimbangi dengan berolahraga.
Olahraga atau aktifitas fisik yang teratur mempunyai peran dalam mencegah
terjadinya penyakit jantung koroner. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat
memicu timbulnya penyakit jantung koroner, salah satunya adalah tingginya kadar
kolesterol dan lemak di dalam darah. The European Atherosclerosis Society
telah menetapkan bahwa dislipidemia atau hiperlipidemia atau dislipoproteinemia
menempati posisi pertama sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Dislipidemia
adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kolesterol total (kol-total), kolesterol Low Densisty
Lipoprotein (LDL), trigliseride (TG), serta penurunan kadar kolesterol High
Density Lipoprotein (HDL). Lemak didalam darah terikat pada protein tertentu
sehingga bisa beredar dalam aliran darah. Gabungan antara lemak dan protein
disebut lipoprotein. Lipoprotein adalah kombinasi molekul lemak dan protein
untuk mengangkut lipid plasma yang tidak dapat larut dalam air (Dwi Rosella
Komala Sari, 2013). Lipoprotein juga termasuk ke dalam golongan Lipida Majemuk
(compound lipid) yang dimana kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol
yang mengandung gugus lain, contoh lainnya fosfolipida, serebrosida
(glikolipida), sulfolipida, dan aminolipida (Aisjah, 1986).
B.
Metode
Populasi
target dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Klub Jantung Sehat di
Semarang. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah peserta klub jantung
sehat Mugas, Paraga Wonodri dan Perumahan Kini Jaya Semarang. Pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik Consecutive
Sampling.
Subyek
penelitian diambil dengan kriteria inklusi yaitu pria/wanita usia diatas 40 tahun
dan sudah mengikuti latihan SJS minimal 3 bulan terakhir. Sedangkan kriteria
eksklusi yaitu mengonsumsi obat penurun lemak, sedang dalam pengobatan penyakit
jantung, menderita penyakit diabetes melitus, dan hipertensi.
Hasil
dari pengambilan sampel tersebut, didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 orang
perkelompok. Untuk seleksi populasi, subyek penelitian mengisi lembar kuesioner
yang berisi pertanyaan sesuai dengan kriteria inklusi. Kedua kelompok kemudian
diperiksa kesehatannya dan diukur BMI oleh tim dokter dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan responden, kemudian dilakukan pencatatan konsumsi
pangan (recall) yang dilakukan
menggunakan FFQ (Food Frequency
Questioner). Setelah itu, kedua kelompok diminta untuk berpuasa 12 jam
untuk kemudian diukur kadar profil lipid darahnya.
Analisi
data yang digunakan adalah uji beda t. Untuk mengetahui perbedaan profil lipid
pada kedua kelompok dengan memasukkan berbagai variabel kovariat, yaitu BMI,
jenis kelamin, aktifitas fisik, asupan lemak dan energi, asupan kalsium dan
serat, kebiasaan minum kopi dan merokok digunakan analisis GLM (General Linear Multivariat) dengan
program pengolah data.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1.
Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, kebiasaan minum kopi dan
kebiasaan merokok.
Variabel
|
Frekuensi
latihan
|
ρ
|
||||
1x
seminggu
|
3x
seminggu
|
|
||||
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
|
Jenis
kelamin
|
Laki-laki
|
27
|
38
|
12
|
21,1
|
0,038*
|
wanita
|
44
|
62
|
45
|
89
|
|
|
Kebiasaan
minum kopi
|
Ya
|
9
|
12,7
|
1
|
1,8
|
0,022*
|
Tidak
|
62
|
87,3
|
56
|
98,2
|
||
Kebiasaan
merokok
|
Ya
|
2
|
2,8
|
2
|
3,5
|
0,827*
|
Tidak
|
69
|
97,2
|
55
|
96,5
|
|
*uji
x2 signifikan, ρ <0,05
Tabel
1 menunjukan bahwa jumlah peserta laki-laki pada kelompok jantung sehat yang
melakukan latihan 1x seminggu hanya separuh dari jumlah peserta perempuan,
bahkan pada kelompok yang melakukan latihan 3x seminggu, jumlah peserta
laki-laki hanya sepertiga dibandingkan dengan peserta perempuan. Selain itu,
sebagian besar peserta senam jantung sehat pada kedua kelompok bukan perokok
dan bukan peminum kopi.
Tabel 2.
Rerata umur dan BMI sampel
Variabel
|
Frekuensi
latihan
|
Pρ*
|
|||||||
1x
seminggu
|
3x
seminggu
|
|
|||||||
Rerata
|
SD
|
Min
|
Maks
|
Rerata
|
SD
|
Min
|
Maks
|
||
Umur
|
54,7
|
7,41
|
42
|
73
|
57,6
|
8,6
|
40
|
73
|
0,045*
|
BMI
|
25,1
|
2,86
|
16,8
|
32,7
|
24,3
|
3,4
|
16,6
|
32,7
|
0,212
|
*uji
beda t, signifikan ρ <0,05
Tabel
2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata umur pada kedua kelompok senam
jantung sehat, dimana rerata umur kelompok yang melakukan latihan 3x seminggu
lebih tinggi daripada kelompok yang latihan 1x seminggu. Sedangkan rerata BMI
pada kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Tabel 3.
Rerata asupan Energi, Protein, Lemak, Serat dan Kalsium pada peserta senam
jantung sehat
Asupan
|
Frekuensi
latihan
|
ρ
*
|
Z
|
|||
Satu
kali seminggu (n=71)
|
Tiga
kali semingg (n=57)
|
|||||
Rerata
|
SD
|
Rerata
|
SD
|
|||
Energi (kkal)
|
1952
|
1008,65
|
1896,7
|
838,47
|
0,69
|
-0,38
|
Protein (g)
|
69,4
|
50,66
|
85,3
|
42,39
|
0,02*
|
-2,38
|
Lemak (g)
|
61,9
|
59,61
|
55,1
|
30,99
|
0,94
|
-0,08
|
Serat (g)
|
35,2
|
85,45
|
17,5
|
9,38
|
0,39
|
-0,85
|
Kalsium (g)
|
1101,5
|
959,85
|
976,8
|
608,64
|
0,95
|
-0,06
|
Kolesterol (g)
|
266,3
|
352,2
|
337
|
314,3
|
0,05
|
-1,93
|
*uji
Mann Whitney, signifikan ρ <0,05
Rerata
asupan protein pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat satu
kali seminggu lebih rendah dibandingkan dengan rerata asupan protein pada
kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu.
Meskipun begitu, rerata asupan kedua kelompok masih lebih besar dibandingkan
angka kacukupan protein yang dianjurkan WHO pada tahun 1985 yaitu 0,75 g/kg BB
(Almatsier, 2002).
Rerata
asupan lemak pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali
seminggu tidak berbeda dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung
sehat tiga kali seminggu. Angka ini masih dibawah angka yang dianjurkan oleh
WHO tahun 1985 tentang angka kecukupan lemak, yaitu 30% dari energi total
(Almatsier, 2002).
Rerata
asupan kalsium pada sampel yang melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu tidak berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan senam jantung
sehat tiga kali seminggu. Angka ini jauh melebihi angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk kalsium, yang berkisar antara 500-800 minggu untuk dewasa,
namun dianggap masih dalam batas normal, karena jumlah kalsium yang akan
memberikan pengaruh negatif adalah jika dikonsumsi melebihi 2500 mg dalam
sehari (Almatsier, 2002).
Asupan
kolesterol rata-rata pada kelompok yang melakukan senam jantung sehat satu kali
seminggu juga tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok yang
melakukan latihan senam jantung sehat tiga kali seminggu. Angka standar deviasi
yang sangat tinggi disebabkan karena distribusi asupan kolesterol yang tidak
merata pada sampel. Angka ini melebihi angka yang dianjurkan dalam mengkonsumsi
kolesterol, yaitu £300 mg/hari
(Almatsier, 2002).
Tabel 4.
Rerata asupan ikan perminggu pada peserta senam jantung sehat
Asupan
ikan perminggu
|
Frekuensi
latihan
|
|||
Ix
seminggu (n=71)
|
3x
seminggu (n=57)
|
|||
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Tidak
memakan ikan
|
9
|
12,7
|
15
|
26,3
|
1x
seminggu
|
25
|
35,2
|
21
|
36,8
|
2x
seminggu
|
25
|
35,2
|
18
|
31,6
|
3x
seminggu
|
9
|
12,7
|
3
|
5,3
|
4x
seminggu
|
2
|
2,8
|
0
|
0
|
7x
seminggu
|
1
|
1,4
|
0
|
0
|
Uji
Mann Whitney : z = -2,400 dan ρ = 0,016
Tabel
4 menunjukkan bahwa kelompok yang melakukan senam jantung sehat 1x seminggu
lebih banyak mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan
senam jantung sehat 3x seminggu.
Tabel 5.
Rerata denyut nadi setelah latihan pada peserta senam jantung sehat
variabel
|
Frekuensi
latihan
|
ρ*
|
|||
Ix/mg
|
3x/mg
|
||||
Rerata
|
SD
|
Rerata
|
SD
|
||
Nadi
optimal
|
166,7
|
6,3
|
154,3
|
8,9
|
0,00*
|
Nadi
yang diraih
|
164,7
|
12,1
|
150,9
|
9,6
|
0,00*
|
*uji
beda t, signifikan ρ <0,05
Tabel
5 menunjukkan bahwa rerata denyut nadi optimal pada kelompok yang melakukan
latihan 1x seminggu lebih tinggi daripada kelompok yang melakukan latihan senam
jantung sehat 3x seminggu. Begitu juga dengan rerata denyut nadi yang dihitung
setelah latihan, ternyata lebih tinggi rerata denyut nadi pada kelompok yang
melakukan latihan 1x seminggu daripada kelompok yang melakukan latihan 3x
seminggu.
Tabel 6.
Rerata kadar total kolesterol, HDL, LDL, Trigkiserida pada peserta senam
jantung sehat
Variabel
|
Frekuensi
latihan
|
t
|
ρ*
|
ρ**
|
|||
1x
seminggu (n=71)
|
3x
seminggu (n=57)
|
||||||
Rerata
|
SD
|
Rerata
|
SD
|
||||
Kolesterol
total (mg)
|
222,9
|
31,09
|
231,2
|
33,91
|
-1,42
|
0,16
|
0,54
|
HDL
(mg)
|
37,8
|
7,60
|
39,6
|
6,58
|
-1,42
|
0,16
|
0,05
|
LDL
(mg)
|
155,1
|
29,21
|
168,9
|
34,23
|
-2,45
|
0,02*)
|
0,32
|
Trigliserida
(mg)
|
65,7
|
46,64
|
63,0
|
35,92
|
0,79
|
0,43
|
0,77
|
*)
:
signifikan, ρ <0,05
ρ* : hasil uji beda t
ρ** : setelah dikontrol kovariat ( jenis
kelamin, usia, BMI, kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan minum
alkohol, aktifitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan
serat, dan asupan kalsium).
Tabel
6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji beda t, tidak ada perbedaan yang
signifikan pada rerata kadar kolesterol total peserta senam jantung sehat yang
melakukan latihan teratur 1x seminggu dan 3x seminggu. Selain itu, asupan
rata-rata kedua kelompok tersebut melebihi angka yang dianjurkan dalam
mengkonsumsi kolesterol, yaitu £200 mg/dl/hari. Begitu juga dengan hasil
yang diperoleh pada rerata kadar HDL dan trigliserida. Nilai rerata kedua
kelompok tersebut tidak memberikan perbedaan yang signifikan.
Rerata
kadar LDL pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang sgnifikan.
Kadar
LDL pada kelompok yang melakukan latihan senam jantung sehat 3x seminggu lebih
tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang melakukan latihan 1x seminggu.
Namun nilai dari kedua kelompok tersebut secara klinis masih diatas angka yang
dianjurkan, yaitu >150 mg.
B.
Pembahasan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kadar kolesterol total HDL,
LDL dan trigliserida antara peserta senam jantung sehat yang melakukan latihan
satu kali perminggu dengan peserta senam jantung sehat tiga kali seminggu.
Tidak adanya perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu asupan
serat yang tinggi. Hasil asupan serat yang tinggi ditemukan pada peserta senam
jantung sehat yang melakukan latihan satu kali perminggu. Tidak adanya
perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu karena asupan serat yang
tinggi. Hasil asupan serat yang tinggi ditemukan pada peserta senam jantung
sehat yang melakukan latihan satu kali seminggu.
Selain
itu, sampel yang melakukan senam jantung sehat satu kali perminggu lebih banyak
mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan orang yang melakukan senam jantung sehat
tiga kali perminggu. Ikan diketahui merupakan sumber kalsium yang tinggi.
Faktor yang ikut mempengaruhi hasil penelitian ini adalah faktor intensitas
dalam berolahraga. Intensitas peserta dalam berolahraga masih kurang.
Intensitas dalam berolahraga pada setiap individu berbeda. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh sistem fisiologis seseorang.
Pada
penelitian ini, tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok juga
disebabkan oleh sama tingginya asupan kolesterol sampel sehari-hari pada kedua
kelompok.
BAB III
SIMPULAN
Simpulan
Lipid
merupakan unsur makanan yang penting, tidak hanya karena nilai kalorinya yang
tinggi, tetapi juga karena vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam
lemak esensial yang terdapat dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi yang efisien baik secara langsung maupun secara
potensial, bila disimpan di dalam jaringan lemak (Mayes, 1983).
Lemak
merupakan bahan sekat dalam jaringan subkutan dan sekitar organ-organ tertentu,
dan lipid nonpolar bekerja sebagai isolator listrik yang memungkinkan
perambatan gelombang depolarisasi sepanjang saraf bermielin. Kadar lemak
jaringannsaraf sangat tinggi. Gabungan antara lemak dan protein (lipoprotein)
merupakan unsur sel yang penting, terdapat dalam membran sel dan dalam
mitokondria di dalam sitoplasma, dan juga berfungsi sebagai alat transport
lipid dalam darah (Mayes, 1983).
Pada
penelitian ini simpulan yang dapat diperoleh yaitu tidak adanya perbedaan
rerata kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida pada kelompok yang
melakukan latihan senam jantung sehat satu kali seminggu dan tiga kali seminggu
setelah memperhitungkan beberapa faktor yang mempengaruhi.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier S. 2002.
Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utara : 31-52.
Mayes, Peter A, PhD,
DSc, Martin, David W, JE., MD, Rodwell, Victor W, PhD. (1983). BIOKIMIA (Harpes
Review of Biochemistry). California. Lange Medical Publication : 213-215.
Girinda,Aisjah.
1986. BIOKIMIA 1 . Jakarta . PT
Gramedia : 43-45
Sari, Dwi Rosella Komala. (2013).
“Jurnal Kesehatan”. Perbedaan Senam Aerobik
Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Perbaikan Dislipidemia Pada Wanita
Menopause. 6 (2), 187-198.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar