Selasa, 27 Desember 2016

isu permasalahan lingkungan mata kuliah Kesehatan Lingkungan

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
ISSU PERMASALAHAN KESEHATAN LINGKUNGAN




Disusun oleh :

Kelas : A

Mairina Yulistiani                 I1A015097









KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016


1.      Air Minum
a.       Masalah yang ada :
Warga Samadikun Utara RT 01 RW 11 Kelurahan Kebon Baru , Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, mengeluhkan kelangkaan air di daerah Samadikun yang sudah berlangsung lama, hampir lima tahun kebelakang daerah tersebut sangat susah mendapat air bersih dari PDAM. Padahal, warga di Samadikun sudah melakukan berbagai cara, bahkan mendemo PDAM agar secepatnya menangani masalah saluran air bersih di Samadikun. Warga terpaksa harus menggunakan air limbah CUDP milik PDAM yang sebetulnya tidak layak untuk mandi apalagi mencuci. Untuk kebutuhan air minum, warga harus menumpang atau membeli kepada tetangga yang memiliki pasokan air bersih yang cukup.
b.      Solusi :
Warga Samadikun Utara sudah berhasil mencari sumber titik mata air di daerah tempat tinggalnya. Warga setempat mencoba menggali sumber mata air di bekas sumur milik Hotel Delima yang pernah digunakan warga Samadikun pada tahun 1980-an. Namun, mereka harus mengantre dengan ember jika ingin mendapatkan air bersih tersebut. Dan untuk air minum, warga membeli air minum galon.
c.       Saran :
Sebaiknya, PDAM daerah Samadikun Utara menetapi janjinya untuk menyalurkan air bersih secepatnya. Apabila tidak bisa karena suatu alasan, diharapkan untuk pembayaran air minum yang biasa dilakukan dikurangi atau dipotong. Karena tidak sesuai dengan realita yang terjadi di masyarakat Samadikun Utara tersebut. Warga Samadikun Utara sebaiknya bisa menggunakan air dari sumur tersebut dengan sebaik mungkin, agar tidak lagi terjadi kelangkaan air bersih di daerah tersebut.
d.      Kritik :
Warga Samadikun Utara lebih baik tidak menggunakan air dari limbah CUDP lagi apabila harus terpaksa menggunakannya. Karena dapat mengganggu kesehatan, seperti gatal-gatal dan masalah kesehatan yang lainnya.

2.      Air Limbah
a.       Masalah yang ada :
Lahan pertanian di desa Kepunduan, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, sekitar 461 hektar khususnya lahan sawah produktif tercemar limbah batu alam, tanahnya menjadi padat dan tidak bisa ditumbuhi padi. Terdapat sedikitnya 23 pabrik batu alam yang limbahnya dibuang ke sungai disekitar pabrik. Air sungai itulah yang dimanfaatkan oleh petani di Desa Kepunduan untuk mengairi lahan pertanian mereka. Selain di Kecamatan Dukupuntang, limbah batu alam juga mencemari sungai yang dimanfaatkan petani di Kecamatan Depok dan Kecamatan Plumbon. Air sungai yang tercemar limbah pabrik batu alam akan berwarna abu-abu pekat. Air ini mengalir ke area sawah, sehingga membuat tanah di persawahan padat. Padahal padi memiliki akar serabut yang sifatnya sulit menembus tanah yang keras. Selain membuat tanah di area pertanian menjadi padat, limbah batu alam yang pekat juga mematikan organisme yang bermanfaat bagi pertanian, seperti cacing dan belut.
b.      Solusi :
Belum ada solusi yang optimal untuk pabrik batu alam dalam menganani masalah limbahnya. Pasalnya, Bappeda tidak bisa menghalangi pabrik atau perusahaan-perusahaan seperti pabrik batu alam tersebut ketika telah mengantongi perizinan yang lengkap.
c.       Saran :
Para petani disekitar aliran limbah batu alam khususnya di Kecamatan Dukupuntang, Kecamatan Depok, dan Kecamatan Plumbon, bersikap tegas terhadap para pemilik pabrik atau perusahaan batu alam dan sejenisnya yang dapat mengganggu produktifitas lahan mereka. Harus ada upaya penolakan atau ganti rugi ketika sawah yang akan dipanen tidak mencapai hasil yang diinginkan.
d.      Kritik :
Para pemilik pabrik atau perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai, sebaiknya sudah memiliki solusi yang tidak akan merugikan orang banyak ketika ingin melakukannya. Harusnya sudah ada cara untuk mengolah limbah itu agar tidak menjadi masalah bagi sekitarnya.

3.      Sampah
a.       Masalah yang ada :
Volume sampah di Kota Cirebon mencapai 600 m3 lebih setiap harinya. Kondisi TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang minim, memberatkan petugas dalam membersihkan sampah yang volumenya semakin meningkat. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kopiluhur Kelurahan Argasunya diprediksi hany mampu menahan beban sampah untuk empat tahun mendatang. Kondisi seperti ini diperparah dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap membuang sampah sembarang dipinggiran jalan.
b.      Solusi :
Saat ini, solusi yang bisa dilaksanakan yaitu dengan memberdayakan pemulung untuk bisa membersihkan sampah untuk selanjutnya dipindahkan ke TPS.
c.       Saran :
Masalah sampah bukan hanya menjadi PR pemerintah saja, melainkan untuk diri kita sendiri. Diharapkan masyarakat punya kesadaran untuk tidak memperparah kondisi tersebut dengan menjaga tidak membuang sampah sembarangan, serta bisa memanfaatkan sampah untuk hal yang lebih berguna lainnya.
d.      Kritik :
Pemerintah seharusnya tidak mengandalkan pemulung saja, harus punya cara sendiri untuk bisa meminimalisir sampah yang semakin bertambah banyak itu. Dengan cara memanfaatkannya menjadi barang yang bisa digunakan kembali atau merubahnya menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat dimasa yang akan datang.

4.      Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
a.       Masalah yang ada :
Kondisi pasar tradisional Jagasatru di Kota Cirebon sangat memprihatinkan. Pasalnya, pasar tersebut terkesan kumuh dan tidak memperhatikan kebersihan. Dimana, di setiap titik gedung, sampah dan limbah barang dagangan tidak dikelola dengan baik serta membuat pengunjung yang datang berkunjung terkesan tidak nyaman.
b.      Solusi :
Kepala Pasar Jagasatru Kota Cirebon, memberikan sanksi kepada para pedagang yang tidak taat aturan.
c.       Saran :
Menurut saya, sanksi yang di berikan oleh Kepala Pasar Jagasatru tidak efektif. Karena para pedagang akan melakukannya lagi meskipun sudah pernah kena sanksi. Sebaiknya, hal seperti ini ditindak lanjuti lebih tegas lagi. Agar pasar tradisional Jagasatru tidak kehilangan pembeli yang akhirnya memilih untuk berbelanja ke pasar modern yang sudah jelas nyaman.
d.      Kritik :
Menjaga kebersihan adalah hak setiap orang. Hal itu harus ditanamkan sejak dini. Karena apabila lingkungan sudah tidak lagi sehat, bahkan menjadi sarang penyakit, kita pulalah yang akan menjadi korbannya. Apabila para pedagang di pasar tradisional Jagasatru enggan untuk menjaga kebersihan pasar, maka akan membuat mereka kehilangan pembeli setianya. Kebersihan, terutama sanitasi di tempat-tempat umum, seperti pasar Jagasatru ini, sudah menjadi tanggung jawab semua orang yang terlibat di dalamnya. Bukan hanya pedagangnya saja, melainkan seluruh petugas keamanan yang ada dipasar tersebut. Bertindak lebih tegas dalam menyikapi pelanggaran yang ada, seperti mencabut izin untuk berjualan ditempat tersebut, mungkin akan membuat jerah pedagang-pedagang yang melanggar aturan.

5.      Hygiene Makanan
a.       Masalah yang ada :
Masalah hygiene makanan nampaknya tidak lepas dari adanya bahan pengawet pada makanan. Seperti pada Pasar Harjamukti Kota Cirebon, ditemukan seorang pedagang yang menjual mie berformalin. Bahkan kadar formalin dalam mie tersebut mecapai 20 mililiter.
b.      Solusi :
Solusi yang bisa diambil agar terhindar dari makanan yang tidak hygiene lainnya yaitu dengan membuat makanan itu sendiri. Karena lebih terjamin kebersihannya.
c.       Saran :
Lebih teliti dalam membeli makanan. Jangan mudah tergiur dengan tampilan serta harga yang murah dari toko yang lain. Karena harga yang mahal sekalipun, tidak menjamin tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya.
d.      Kritik :
Menindaklanjuti pedagang-pedagang yang berbuat tidak sehat agar tidak ada lagi korban dari makanan yang dia buat dengan memberikan sanksi yang tegas serta menarik izin mendirikan usaha tersebut.

6.      Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a.       Masalah yang ada :
Masyarakat di Indonesia, khususnya Cirebon dan Sumedang, dalam melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang digalakkan. Terutama jumlah tenaga di Puskesmas di kedua kota tersebut masih timpang jika dibandingkan dengan masyarakat yang harus dilayani. Contohnya, sarana sanitasi jamban di Kabupaten Cirebon masih sangat rendah, masyarakat belum memprioritaskan jamban di hunian mereka. Mereka belum memandang jamban sebagai fasilitas yang penting, apalagi bagi mereka yang tinggal di dekat aliran sungai. Tidak sedikit yang masih memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, kakus. Apalagi, di kabupaten tersebut pernah terjadi penyebaran penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat, seperti diare, ISPA, TBC, penyakit kulit, hingga cacingan.
b.      Solusi :
Memberikan penyadaran, penyuluhan, dan pemicu kepada masyarakat agar termotivasi untuk menyediakan jamban di rumah mereka. Serta ditingkatkannya Promosi Kesehatan yang akan turut mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditanggung pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
c.       Saran :
Masyarakat harus sadar akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tersedianya jamban di dalam rumah mereka. Serta rekomendasi kebijakan terkait Promosi Kesehatan bisa di dorong oleh pemerintah, diantaranya, proses sertifikasi dan kepastian instrumen akreditasi puskesmas lebih berorientasi kepada kinerja ketimbang sarana dan prasarana.
d.      Kritik :
Masyarakat secepatnya membuat jamban sendiri di dalam rumah mereka, jangan selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat. Karena yang menentukan kualitas kesehatan seseorang adalah dari diri seseorang itu sendiri.

7.      Penyakit Berbasis Lingkungan
a.       Masalah yang ada :
Penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat tajam. Korban meninggal akibat DBD tersebut berada di Kecamatan Mundu, Susukan, dan Pasaleman dengan usia rata-rata masih balita. Sementara, untuk penyebaran kasus penyakit diare belum ada lonjakan kasus karena masih dalam tahap diare biasa.
b.      Solusi :
Masyarakat dihimbau untuk selalu menggerakan 3 M melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 3 M plus Abatesasi. Ditiap puskesmas sudah disiapkan segala macam termasuk abate. Untuk diare, pemerintah setempat telah melayangkan surat kepada kecamatan untuk melaksanakan sistem Kewaspadaan Dini.
c.       Saran :
Disarankan para tenaga kesehatan agar mengunjungi langsung rumah-rumah warga yang menjadi wilayah endemi dari penyakit tersebut. Diberikan sebuah demo langsung agar mereka bisa melakukan pencegahan untuk penyakit tersebut dengan benar.
d.      Kritik :
Dilakukan fogging dengan segera apabila sudah terjadi satu kasus di suatu daerah, jangan menunggu kasus tersebut hingga bertambah parah dan memakan korban.


DAFTAR PUSTAKA

Apika, Zeyka. 2014. Pelanggan Kesal Terhadap Pdam Kota Cirebon. http://news.fajarnews.com/read/2014/09/26/310/pelanggan.kesal.terhadap.pdam.kota.cirebon, diakses 20 Desember 2016.
Hanan, Shofira. 2016. Masyarakat Cenderung Menanti Bantuan Untuk Jamban. http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/11/15/masyarakat-cenderung-menanti-bantuan-untuk-jamban-384837, diakses 20 Desember 2016.
Ivansyah. 2015. Polres Cirebon Bongkar Gudang Mi Berformalin Dan Boraks. https://nasional.tempo.co/read/news/2015/06/12/058674539/polres-cirebon-bongkar-gudang-mi-berformalin-dan-boraks, diakses 20 Desember 2016.
              2014. Lahan Sawah di Cirebon Tercemar Limbah Batu Alam. https://m.tempo.co/read/news/2014/10/08/058612888/lahan-sawah-di-cirebon-tercemar-limbah-batu-alam, diakses 20 Desember 2016.
Kusumawati, Utami Diah. 2015. Masyarakat Indonesia Masih Belum Berperilaku Hidup Sehat. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150304080142-20-36521/masyarakat-indonesia-masih-belum-berperilaku-hidup-sehat/, diakses 20 Desember 2016.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2014. 2015. http://blhd.cirebonkab.go.id/wp-content/uploads/2015/03/SLHD-2014.pdf, diakses 20 Desember 2016.
Lia, Erika. 2015. Krisis Air Dan Limbah Ancam Kota Cirebon. http://daerah.sindonews.com/read/1053098/21/krisis-air-dan-limbah-ancam-kota-cirebon-1444817926, diakses 20 Desember 2016.
Rosyidi. 2016. Pasar Tradisional Di Kota Cirebon Masih Terlihat Kumuh. http://news.fajarnews.com/read/2016/02/03/8746/pasar.tradisional.di.kota.cirebon.masih.terlihat.kumuh, diakses 20 Desember 2016.
Walid, Wildan Ibnu. 2015. Volume Sampah Di Kota Cirebon Capai 600 Meter Kubik Per Hari. http://news.fajarnews.com/read/2015/08/21/4573/volume.sampah.di.kota.cirebon.capai.600.meter.kubik.per.hari, diakses 20 Desember 2016.

Yulianti. 2015. Kasus DBD Di Kabupaten Cirebon Meningkat Terutama Di Bulan Januari 2015. http://www.rri.co.id/cirebon/post/berita/137405/kab._cirebon/kasus_penyakit_dbd_di_kabupaten_cirebon_meningkat_terutama_di_bulan_januari_2015.html, diakses 20 Desember 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar