TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
ISSU PERMASALAHAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
Disusun oleh :
Kelas : A
Mairina Yulistiani I1A015097
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
1.
Air Minum
a.
Masalah yang ada :
Warga
Samadikun Utara RT 01 RW 11 Kelurahan Kebon Baru , Kecamatan Kejaksan, Kota
Cirebon, mengeluhkan kelangkaan air di daerah Samadikun yang sudah berlangsung
lama, hampir lima tahun kebelakang daerah tersebut sangat susah mendapat air
bersih dari PDAM. Padahal, warga di Samadikun sudah melakukan berbagai cara,
bahkan mendemo PDAM agar secepatnya menangani masalah saluran air bersih di
Samadikun. Warga terpaksa harus menggunakan air limbah CUDP milik PDAM yang
sebetulnya tidak layak untuk mandi apalagi mencuci. Untuk kebutuhan air minum,
warga harus menumpang atau membeli kepada tetangga yang memiliki pasokan air
bersih yang cukup.
b.
Solusi :
Warga
Samadikun Utara sudah berhasil mencari sumber titik mata air di daerah tempat
tinggalnya. Warga setempat mencoba menggali sumber mata air di bekas sumur
milik Hotel Delima yang pernah digunakan warga Samadikun pada tahun 1980-an.
Namun, mereka harus mengantre dengan ember jika ingin mendapatkan air bersih
tersebut. Dan untuk air minum, warga membeli air minum galon.
c.
Saran :
Sebaiknya,
PDAM daerah Samadikun Utara menetapi janjinya untuk menyalurkan air bersih secepatnya.
Apabila tidak bisa karena suatu alasan, diharapkan untuk pembayaran air minum
yang biasa dilakukan dikurangi atau dipotong. Karena tidak sesuai dengan
realita yang terjadi di masyarakat Samadikun Utara tersebut. Warga Samadikun
Utara sebaiknya bisa menggunakan air dari sumur tersebut dengan sebaik mungkin,
agar tidak lagi terjadi kelangkaan air bersih di daerah tersebut.
d.
Kritik :
Warga
Samadikun Utara lebih baik tidak menggunakan air dari limbah CUDP lagi apabila
harus terpaksa menggunakannya. Karena dapat mengganggu kesehatan, seperti
gatal-gatal dan masalah kesehatan yang lainnya.
2.
Air Limbah
a.
Masalah yang ada :
Lahan
pertanian di desa Kepunduan, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, sekitar
461 hektar khususnya lahan sawah produktif tercemar limbah batu alam, tanahnya
menjadi padat dan tidak bisa ditumbuhi padi. Terdapat sedikitnya 23 pabrik batu
alam yang limbahnya dibuang ke sungai disekitar pabrik. Air sungai itulah yang
dimanfaatkan oleh petani di Desa Kepunduan untuk mengairi lahan pertanian
mereka. Selain di Kecamatan Dukupuntang, limbah batu alam juga mencemari sungai
yang dimanfaatkan petani di Kecamatan Depok dan Kecamatan Plumbon. Air sungai
yang tercemar limbah pabrik batu alam akan berwarna abu-abu pekat. Air ini
mengalir ke area sawah, sehingga membuat tanah di persawahan padat. Padahal
padi memiliki akar serabut yang sifatnya sulit menembus tanah yang keras.
Selain membuat tanah di area pertanian menjadi padat, limbah batu alam yang
pekat juga mematikan organisme yang bermanfaat bagi pertanian, seperti cacing
dan belut.
b.
Solusi :
Belum
ada solusi yang optimal untuk pabrik batu alam dalam menganani masalah
limbahnya. Pasalnya, Bappeda tidak bisa menghalangi pabrik atau
perusahaan-perusahaan seperti pabrik batu alam tersebut ketika telah
mengantongi perizinan yang lengkap.
c.
Saran :
Para
petani disekitar aliran limbah batu alam khususnya di Kecamatan Dukupuntang,
Kecamatan Depok, dan Kecamatan Plumbon, bersikap tegas terhadap para pemilik
pabrik atau perusahaan batu alam dan sejenisnya yang dapat mengganggu
produktifitas lahan mereka. Harus ada upaya penolakan atau ganti rugi ketika
sawah yang akan dipanen tidak mencapai hasil yang diinginkan.
d.
Kritik :
Para
pemilik pabrik atau perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai, sebaiknya
sudah memiliki solusi yang tidak akan merugikan orang banyak ketika ingin
melakukannya. Harusnya sudah ada cara untuk mengolah limbah itu agar tidak
menjadi masalah bagi sekitarnya.
3.
Sampah
a.
Masalah yang ada :
Volume
sampah di Kota Cirebon mencapai 600 m3 lebih setiap harinya. Kondisi
TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang minim, memberatkan petugas dalam
membersihkan sampah yang volumenya semakin meningkat. Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) di Kopiluhur Kelurahan Argasunya diprediksi hany mampu menahan beban sampah
untuk empat tahun mendatang. Kondisi seperti ini diperparah dengan Pedagang
Kaki Lima (PKL) yang kerap membuang sampah sembarang dipinggiran jalan.
b.
Solusi :
Saat
ini, solusi yang bisa dilaksanakan yaitu dengan memberdayakan pemulung untuk
bisa membersihkan sampah untuk selanjutnya dipindahkan ke TPS.
c.
Saran :
Masalah
sampah bukan hanya menjadi PR pemerintah saja, melainkan untuk diri kita
sendiri. Diharapkan masyarakat punya kesadaran untuk tidak memperparah kondisi
tersebut dengan menjaga tidak membuang sampah sembarangan, serta bisa
memanfaatkan sampah untuk hal yang lebih berguna lainnya.
d.
Kritik :
Pemerintah
seharusnya tidak mengandalkan pemulung saja, harus punya cara sendiri untuk
bisa meminimalisir sampah yang semakin bertambah banyak itu. Dengan cara
memanfaatkannya menjadi barang yang bisa digunakan kembali atau merubahnya
menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat dimasa yang akan datang.
4.
Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
a.
Masalah yang ada :
Kondisi
pasar tradisional Jagasatru di Kota Cirebon sangat memprihatinkan. Pasalnya,
pasar tersebut terkesan kumuh dan tidak memperhatikan kebersihan. Dimana, di
setiap titik gedung, sampah dan limbah barang dagangan tidak dikelola dengan
baik serta membuat pengunjung yang datang berkunjung terkesan tidak nyaman.
b.
Solusi :
Kepala
Pasar Jagasatru Kota Cirebon, memberikan sanksi kepada para pedagang yang tidak
taat aturan.
c.
Saran :
Menurut
saya, sanksi yang di berikan oleh Kepala Pasar Jagasatru tidak efektif. Karena
para pedagang akan melakukannya lagi meskipun sudah pernah kena sanksi.
Sebaiknya, hal seperti ini ditindak lanjuti lebih tegas lagi. Agar pasar
tradisional Jagasatru tidak kehilangan pembeli yang akhirnya memilih untuk
berbelanja ke pasar modern yang sudah jelas nyaman.
d.
Kritik :
Menjaga
kebersihan adalah hak setiap orang. Hal itu harus ditanamkan sejak dini. Karena
apabila lingkungan sudah tidak lagi sehat, bahkan menjadi sarang penyakit, kita
pulalah yang akan menjadi korbannya. Apabila para pedagang di pasar tradisional
Jagasatru enggan untuk menjaga kebersihan pasar, maka akan membuat mereka
kehilangan pembeli setianya. Kebersihan, terutama sanitasi di tempat-tempat
umum, seperti pasar Jagasatru ini, sudah menjadi tanggung jawab semua orang
yang terlibat di dalamnya. Bukan hanya pedagangnya saja, melainkan seluruh
petugas keamanan yang ada dipasar tersebut. Bertindak lebih tegas dalam
menyikapi pelanggaran yang ada, seperti mencabut izin untuk berjualan ditempat
tersebut, mungkin akan membuat jerah pedagang-pedagang yang melanggar aturan.
5.
Hygiene Makanan
a.
Masalah yang ada :
Masalah
hygiene makanan nampaknya tidak lepas dari adanya bahan pengawet pada makanan.
Seperti pada Pasar Harjamukti Kota Cirebon, ditemukan seorang pedagang yang
menjual mie berformalin. Bahkan kadar formalin dalam mie tersebut mecapai 20
mililiter.
b.
Solusi :
Solusi
yang bisa diambil agar terhindar dari makanan yang tidak hygiene lainnya yaitu
dengan membuat makanan itu sendiri. Karena lebih terjamin kebersihannya.
c.
Saran :
Lebih
teliti dalam membeli makanan. Jangan mudah tergiur dengan tampilan serta harga
yang murah dari toko yang lain. Karena harga yang mahal sekalipun, tidak
menjamin tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya.
d.
Kritik :
Menindaklanjuti
pedagang-pedagang yang berbuat tidak sehat agar tidak ada lagi korban dari
makanan yang dia buat dengan memberikan sanksi yang tegas serta menarik izin
mendirikan usaha tersebut.
6.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a.
Masalah yang ada :
Masyarakat
di Indonesia, khususnya Cirebon dan Sumedang, dalam melakukan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang digalakkan. Terutama jumlah tenaga di
Puskesmas di kedua kota tersebut masih timpang jika dibandingkan dengan
masyarakat yang harus dilayani. Contohnya, sarana sanitasi jamban di Kabupaten
Cirebon masih sangat rendah, masyarakat belum memprioritaskan jamban di hunian
mereka. Mereka belum memandang jamban sebagai fasilitas yang penting, apalagi
bagi mereka yang tinggal di dekat aliran sungai. Tidak sedikit yang masih
memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, kakus. Apalagi, di kabupaten tersebut
pernah terjadi penyebaran penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat, seperti
diare, ISPA, TBC, penyakit kulit, hingga cacingan.
b.
Solusi :
Memberikan
penyadaran, penyuluhan, dan pemicu kepada masyarakat agar termotivasi untuk
menyediakan jamban di rumah mereka. Serta ditingkatkannya Promosi Kesehatan
yang akan turut mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditanggung
pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
c.
Saran :
Masyarakat
harus sadar akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama
tersedianya jamban di dalam rumah mereka. Serta rekomendasi kebijakan terkait
Promosi Kesehatan bisa di dorong oleh pemerintah, diantaranya, proses
sertifikasi dan kepastian instrumen akreditasi puskesmas lebih berorientasi
kepada kinerja ketimbang sarana dan prasarana.
d.
Kritik :
Masyarakat
secepatnya membuat jamban sendiri di dalam rumah mereka, jangan selalu
mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat. Karena yang menentukan kualitas
kesehatan seseorang adalah dari diri seseorang itu sendiri.
7.
Penyakit Berbasis Lingkungan
a.
Masalah yang ada :
Penyebaran
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat tajam. Korban
meninggal akibat DBD tersebut berada di Kecamatan Mundu, Susukan, dan Pasaleman
dengan usia rata-rata masih balita. Sementara, untuk penyebaran kasus penyakit
diare belum ada lonjakan kasus karena masih dalam tahap diare biasa.
b.
Solusi :
Masyarakat
dihimbau untuk selalu menggerakan 3 M melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), 3 M plus Abatesasi. Ditiap puskesmas sudah disiapkan segala macam
termasuk abate. Untuk diare, pemerintah setempat telah melayangkan surat kepada
kecamatan untuk melaksanakan sistem Kewaspadaan Dini.
c.
Saran :
Disarankan
para tenaga kesehatan agar mengunjungi langsung rumah-rumah warga yang menjadi
wilayah endemi dari penyakit tersebut. Diberikan sebuah demo langsung agar
mereka bisa melakukan pencegahan untuk penyakit tersebut dengan benar.
d.
Kritik :
Dilakukan
fogging dengan segera apabila sudah terjadi satu kasus di suatu daerah, jangan
menunggu kasus tersebut hingga bertambah parah dan memakan korban.
DAFTAR PUSTAKA
Apika, Zeyka. 2014. Pelanggan Kesal Terhadap Pdam Kota Cirebon. http://news.fajarnews.com/read/2014/09/26/310/pelanggan.kesal.terhadap.pdam.kota.cirebon, diakses 20 Desember 2016.
Hanan, Shofira. 2016. Masyarakat
Cenderung Menanti Bantuan Untuk Jamban. http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/11/15/masyarakat-cenderung-menanti-bantuan-untuk-jamban-384837, diakses 20 Desember 2016.
Ivansyah. 2015. Polres
Cirebon Bongkar Gudang Mi Berformalin Dan Boraks. https://nasional.tempo.co/read/news/2015/06/12/058674539/polres-cirebon-bongkar-gudang-mi-berformalin-dan-boraks, diakses 20 Desember 2016.
2014. Lahan Sawah di Cirebon Tercemar Limbah Batu
Alam. https://m.tempo.co/read/news/2014/10/08/058612888/lahan-sawah-di-cirebon-tercemar-limbah-batu-alam, diakses 20 Desember 2016.
Kusumawati, Utami Diah. 2015. Masyarakat Indonesia Masih Belum Berperilaku Hidup Sehat. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150304080142-20-36521/masyarakat-indonesia-masih-belum-berperilaku-hidup-sehat/, diakses 20 Desember 2016.
Laporan
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2014. 2015. http://blhd.cirebonkab.go.id/wp-content/uploads/2015/03/SLHD-2014.pdf, diakses 20 Desember 2016.
Lia, Erika. 2015. Krisis
Air Dan Limbah Ancam Kota Cirebon. http://daerah.sindonews.com/read/1053098/21/krisis-air-dan-limbah-ancam-kota-cirebon-1444817926, diakses 20 Desember 2016.
Rosyidi. 2016. Pasar
Tradisional Di Kota Cirebon Masih Terlihat Kumuh. http://news.fajarnews.com/read/2016/02/03/8746/pasar.tradisional.di.kota.cirebon.masih.terlihat.kumuh, diakses 20 Desember 2016.
Walid, Wildan Ibnu. 2015. Volume Sampah Di Kota Cirebon Capai 600 Meter Kubik Per Hari. http://news.fajarnews.com/read/2015/08/21/4573/volume.sampah.di.kota.cirebon.capai.600.meter.kubik.per.hari, diakses 20 Desember 2016.
Yulianti. 2015. Kasus
DBD Di Kabupaten Cirebon Meningkat Terutama Di Bulan Januari 2015. http://www.rri.co.id/cirebon/post/berita/137405/kab._cirebon/kasus_penyakit_dbd_di_kabupaten_cirebon_meningkat_terutama_di_bulan_januari_2015.html, diakses 20 Desember 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar